Tampilkan postingan dengan label Pariwisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pariwisata. Tampilkan semua postingan
Rabu, 12 Juli 2017

GUNUNG BOLO

Ketika kita melakukan perjalanan dari atau menuju ke arah Trenggalek,pasti kita akan melihat pemandangan yang jarang kita temui.Yaitu Gunung Bolo.


Pemandangan ini berada di pinggir jalan raya di daerah Kecamatan Kauman Tulungagung, kurang lebih 5 kilometer di Barat pusat kota Tulungagung.Letaknya di desa Bolorejo kecamatan kauman.Gunung Bolo ini tidak hanya di penuhi tumbuhan hijau saja,melainkan di penuhi dengan makam china yang bisa langsung kita lihat saat kita melintas situ.

Bangunan makam yang besar-besar dan berwarna-warni tersebut dibangun memenuhi bukit dari bawah sampai atas. Itulah kenapa tidak mengherankan jika pemandangan di Gunung Bolo tersebut mencuri perhatian para pengguna jalan yang melintasinya.



Bukan keindahannya saja, di Gunung Bolo ini juga ada makan Nyai Roro Kembang Sore yang berada di puncak bukit. Nyai Roro Kembang Sore adalah salah satu tokoh yang berperan dalam Babad Tulungagung.

Konon jaman dulu di Gunung Bolo ini di buat untuk porstitusi.Banyak PSK yang menjajakan diri di Gunung Bolo pada malam hari.Pada periode sekitar kira-kira tahun 2010 an Gunung Bolo bebas atau tidak ada kegiatan porstitusi.

Pada waktu pagi dan sore banyak orang yang melakukan kegiatan olahraga di Gunung Bolo ini.
Jumat, 07 Juli 2017

DANAU RANU GUMBOLO | RANU GUMBOLO

DANAU RANU GUMBOLO | RANU GUMBOLO – Kabupaten Tulungagung di Jawa Timur kini memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik di kunjungi.Namanya mirip dengan danau yang ada di gunung semeru Ranukumbolo.Karena panorama alamnya mirip, namanyapun diplesetkan menjadi Ranugumbolo.DANAU RANU GUMBOLO | RANU GUMBOLO berada di sebelahan dengan waduk wonorejo.



Lokasi DANAU RANU GUMBOLO | RANU GUMBOLO Tulungagung ini tepatnya terletak di Desa Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, Jawa Timur. Karena wisata ini tergolong baru jadi belum banyak petunjuk arah. Kamu bisa mencari lokasi waduk wonorejo terlebih dahulu yang sudah lama terkenal.atau bisa di cari lewat google map.



Jalan menuju ranu gumbolo ini terbilang mulus karena sudah beraspal meski sebagian jalanya berlubang. Tapi karena lokasinya di perbukitan jadi jalanya berkelok kelok.Di kawasan ini ada dua tempat wisata sekaligus yang bisa kamu kunjungi. Selain DANAU RANU GUMBOLO | RANU GUMBOLO ada waduk wonorejo yang keduanya sama sama berupa danau ataupun waduk.



Semenjak foto foto keindahan waduk yang masih asri ini tersebar di media sosial, Lokasi DANAU RANU GUMBOLO | RANU GUMBOLO menjadi ramai diserbu wisatawan.Perlahan tapi pasti, wisata ranu gumbolo ini mulai dikembangkan.Kini ada rumah pohon di DANAU RANU GUMBOLO | RANU GUMBOLO yang bisa kamu naiki untuk menikmati pemandangan sekitar dan juga berfoto foto.Jika ingin bersantai, datanglah ke persewaan hammock dan kemudian tinggal dipasang diantara pepohonan untuk tiduran.Aktifitas lain yang bisa dilakukan adalah berkeliling waduk menggunaka perahu yang disewakan. Untuk menyewa hammock kamu akan dikenakan biaya Rp 5 ribu sedangkan untuk naik perahu dikenakan biaya Rp 10000,-. Kini fasilitas di area wisata DANAU RANU GUMBOLO | RANU GUMBOLO tulungagung ini mulai lengkap seperti toilet, warung makan, gazebo, taman bermain, area parkir hingga area pemancingan.

Lihat juga panorama keindahan alam di PUNCAK SIDIANGKAT



Harga Tiket masuk DANAU RANU GUMBOLO | RANU GUMBOLO Tulungagung terbilang murah yakni Rp 5 ribu/ pengunjung.Tiket tersebut juga sudah termasuk biaya parkir lho. Namun kalau mau sewa hammock, naik rumah pohon dan menyewa perahu tentunya harus bayar lagi.
Minggu, 04 September 2016

Hutan Mangroove cengkrong

Hutan Mangroove cengkrong terletak di desa Karanggandu, kecamatan Watulimom, Kabupaten Trenggalek. Jawa Timur.Perlu diketahui bahwa pembangunan kawasan konservasi bakau ini dilakukan sejak tahun 2012.Salah satu tempat wisata yang wajib kita datangi ketika sedang berkunjung ke kota Trenggalek. Letaknya tidak jauh dari pantai Prigi yang merupakan pantai terfavorit di kotanya.

Hutan Mangroove cengkrong memiliki dua tempat wisata (setahu saya sih). Bertempat di kecamatan Watulimo kabupaten Trenggalek. Jika kalian sudah pernah ke pantai Prigi maka jangan melewatkan Hutan mangrove dan pantai Cengkrong ini, karena hanya berjarak 3 Km dari pantai Prigi. Nanti di pertigaan ada papan penunjuk jalan kalau ke kiri ke arah pantai Prigi kalau ke kanan ke arah pantai Damas dan pantai Cengkrong. Cukup sekedar tahu saja, tiket untuk ke pantai Cengkrong hanya Rp 5.000/orang untuk dewasa dan hari biasa. Kemudian parkir roda dua hanya Rp 2.000. Jika hendak ke jembatan hutan mangrove tidak dikenakan biaya masuk, hanya parkir kendaraan bermotor Rp 3.000 untuk akhir pekan.

Menurut pendapat kami pribadi di antara dua obyek wisata Pantai dan Hutan Mangroove cengkrong, yang paling memikat adalah Hutan Mangroove cengkrong. Jarak keduanya hanya sejauh mata memandang, dekat sekali. Namun mungkin karena musim penghujan pantai cengkrong sedikit kelabu tidak ada awan, tidak ada karang-karang kecil maupun kumang. Hanya pasir coklat dengan deburan ombak berwarna kecoklatan juga.


Sedangkan jika kita melangkah sedikit menuju Hutan Mangroove cengkrong, suasana sangat berbeda. Seandainya ada 5 kata untuk mewakili tempat tersebut maka saya akan berkata bahwa Hutan Mangrove Cengkrong, “sejuk, nyaman, bersih, hijau, selfie”.

Memang dari pintu masuk saja sudah disambut hamparan hijaunya tumbuhan mangrove dengan jembatan untuk kita bisa jalan-jalan menikmati pemandangan. Saya gak mau cerita panjang lebar biar tambah penasaran. Oiya jika musim penghujan gini mangrove lagi hijau-hijaunya, namun siap-siap untuk membawa jas hujan. Terus hati-hati jangan main-main (nanti nyemplung ke lumpur), dan mengotori Hutan Mangroove cengkrong. Sayang kalau nantinya sudah banyak pengunjung dan mangrovenya menjadi kotor seperti tempat wisata yang lain. Sebaiknya buanglah sampah pada tempatnya karena sudah disediakan tempat sampah di beberapa sudut jalan.

Pada satu sisi, traveler akan menemukan sungai Kalisongo yang membelah kawasan Hutan Mangroove cengkrong. Sungai ini bermuara di Pantai Cengkrongan yang terletak tidak jauh dari kawasan hutan ini. Traveler juga bisa mengelilingi lebatnya hutan mangrove dengan naik perahu. Satu orang harus membayar Rp.10 ribu untuk menikmati jasa ini.



Rabu, 18 Februari 2015

Waduk Wonorejo l Bendungan Wonorejo

Waduk Wonorejo l Bendungan Wonorejo, Bendungan Wonorejo, adalah bendungan terbesar di Asia Tenggara, dengan debit 15000 m3 per detik. Bendungan ini terletak di sebelah barat kota Tulungagung, tepatnya di desa Wonorejo, kecamatan Pagerwojo, dan berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik, pengairan, perikanan,olah raga dan tempat rekreasi.

Waduk Wonorejo l Bendungan Wonorejo
diresmikan pada tahun 2001 oleh Wakil Presiden Indonesia pada tahun tersebut, yaitu Megawati Sukarnoputri, setelah dibangun selama hampir 9 tahun sejak 1992. Bendungan Wonorejo memiliki fungsi penting sebagai salah satu pusat tenaga listrik dan sumber air minum di Provinsi Jawa Timur. Bendungan ini juga berfungsi sebagai sarana untuk pencegah banjir di Tulungagung yang dulu sering melanda kota tersebut, bersama Bendungan Niyama di Kecamatan Besuki. Kini, Bendungan Wonorejo juga berfungsi sebagai salah satu objek wisata andalan Kabupaten Tulungagung selain Pantai Popoh. Beberapa sarana akomodasi telah dibangun di sekitar Bendungan Wonorejo, salah satu yang besar adalah Swa-Loh Resort.

Fungsi itu antara lain Waduk Wonorejo l Bendungan Wonorejo, menyediakan air baku untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya sebanyak delapan meter kubik per detik, mengusahakan pembangkit tenaga listrik 6,02 megawatt, mengendalikan banjir bagi daerah Tulungagung seluas 1.479 hektar, dan mendukung irigasi pertanian untuk sawah penduduk setempat seluas 1.200 hektar.

Selain alam nya yang indah nikmati pula wisata kuliner dan berbagai permainan yang menantang seperti menikmati kelezatan makanan yang disajikan oleh chef berkelas di Restoran Melati di sekitar Cottage dan Kolam Renang. Atau menikmati kerenyahan makanan lokal khas warung dalam taman wisata yang mahir menggoreng ikan nila dan mujair, kelezatan nila goreng, mujair goreng dan bakarnya memang enak. Restoran juga menyajikan berbagai menu masakan tradisional, Indonesia serta oriental & western yang mengundang selera, dan menu andalan dari resto adalah Iga Sapi Goreng.

Areal Taman Selain alam nya yang indah nikmati pula wisata kuliner dan berbagai permainan yang menantang seperti menikmati kelezatan makanan yang disajikan oleh chef berkelas di Restoran Melati di sekitar Cottage dan Kolam Renang. Atau menikmati kerenyahan makanan lokal khas warung dalam taman wisata yang mahir menggoreng ikan nila dan mujair, kelezatan nila goreng, mujair goreng dan bakarnya memang enak. Restoran juga menyajikan berbagai menu masakan tradisional, Indonesia serta oriental & western yang mengundang selera, dan menu andalan dari resto adalah Iga Sapi Goreng.

Areal Taman Waduk Wonorejo l Bendungan Wonorejo dapat dijadikan arena sepeda gunung bagi mereka yang menyenangi tantangan dan rintangan yang cukup berat, atau sebagai area camping ground bagi wisatawan.

Sarana outwardbond, flying fox, panjat tebing dan olahraga air lainnya melengkapi sarana olahraga di Taman Wisata Wonorejo.

Selain pemandangan Waduk Taman Wisata Waduk Wonorejo l Bendungan Wonorejo, kawasan Waduk Wonorejo l Bendungan Wonorejo mampu dijadikan arena ski & jet ski dan ditambah dengan fasilitas water sport banana boat dapat dinikmati oleh wisatawan yang tadinya hanya bisa dirasakan di pantai Sanur dan Nusa Dua Bali. Pada tahun 2009 ini dilengkapi pula dengan perahu wisata yang representatif berkeliling untuk menikmati keindahan Waduk Wonorejo l Bendungan Wonorejo.

dan yang tidak kalah penting adalah Gedung Pertemuan melengkapi Taman Wisata Selain alam nya yang indah nikmati pula wisata kuliner dan berbagai permainan yang menantang seperti menikmati kelezatan makanan yang disajikan oleh chef berkelas di Restoran Melati di sekitar Cottage dan Kolam Renang. Atau menikmati kerenyahan makanan lokal khas warung dalam taman wisata yang mahir menggoreng ikan nila dan mujair, kelezatan nila goreng, mujair goreng dan bakarnya memang enak. Restoran juga menyajikan berbagai menu masakan tradisional, Indonesia serta oriental & western yang mengundang selera, dan menu andalan dari resto adalah Iga Sapi Goreng.

dan yang tidak kalah penting adalah Gedung Pertemuan melengkapi Taman Wisata Waduk Wonorejo Resort sebagai lokasi wisata Konvensi. Saat ini terdapat 2 (dua) gedung pertemuan yang representatif dengan kapasitas peserta 100 orang dengan mini teaternya.

Guna meningkatkan layanan, tahun 2009 Taman Wisata Wonorejo telah membangun blockrooms dan country rooms yang lebih representatif. Hal tersebut bertujuan untuk memenuhi permintaan dari wisatawan/pengunjung baik perorangan, grup maupun dari berbagai instansi yang saat ini belum terakomodasi apabila mereka memesan kamar dalam jumlah banyak. Taman Wisata Wonorejo bersiap diri sebagai lokasi wisata konvensi yang terlengkap dan representatif di wilayah Tulungagung Raya Resort sebagai lokasi wisata Konvensi. Saat ini terdapat 2 (dua) gedung pertemuan yang representatif dengan kapasitas peserta 100 orang dengan mini teaternya.

Anda berminat mengunjungi Waduk Wonorejo l Bendungan Wonorejo.Rasakan sensasi dan keindahan alam di Waduk Wonorejo l Bendungan Wonorejo.
Minggu, 15 Februari 2015

Prasasti Kamulan


Prasasti Kamulan adalah tempat bersejarah berdirinya Kabupaten Trengalek.Lokasi Prasasti Kamulan terletak di desa kamulan kec Durenan kab Trenggalek.Desa Kamulan saat ini merupakan salah satu sentra industri genteng yang sangat besar. Hasil produksi genteng tersebut di kirim ke berbagai wilayah di sekitar Jawa Timur, Jawa Tengah, bahkan ada yang sampai di kirim ke pulau Bali dan Kalimantan.
Penduduk desa ini mayoritas bekerja pada bidang industri genteng. Dengan mengambil bahan dari alam (tanah) sekitarnya, mengakibatkan banyaknya lubang-lubang galian hampir di seluruh penjuru desa. Namun galian-galian tersebut umumnya tidak kelihatan dari luar karena ada di bagian belakang rumah penduduk yang saling berdekatan.

Industri ini banyak menyerap tenaga kerja, yang umumnya dikerjakan oleh pemiliknya sendiri dengan bantuan tenaga kerja dari santri pondok yang nyambi ikut kerja. Kebetulan di desa kamulan terdapat sekuranya dua buah pondok pesantren besar yang banyak menarik santri dari berbagai daerah. Salah satu pondok tersebut adalah Pondok Pesantren Hidayatut Thullab, atau yang lebih di kenal dengan sebutan "pondok tengah" karena lokasinya yang hampir persis di tengah-tengah desa.dan selain pondok tengah yaitu ada lagi pondok darussalam/jajar.

Prasasti Kamulan dikeluarkan oleh Raja Sarmeswara Trikramawataranindita Srngga Lancana Dikwijayotunggadewa atau yang lebih dikenal dengan nama Raja Kertajaya pada tahun 1196 Saka atau 1194 Masehi. Dalam prasasti kamulan ini memuat nama Kediri, yang diserang oleh raja di kerajaan sebelah timur. Tanggal yang disebutkan dalam prasasti tersebut adalah tanggal 31 bulan Agustus tahun 1194.

Saat Anda mencapai lokasi Prasasti Kamulan, Anda akan melihat sebuah bangunan menyerupai pendopo yang melindungi prasasti tersebut. Meskipun prasasti tersebut sudah tua, tapi ukiran-ukiran tulisannya masih terlihat jelas.




Bagi Anda yang menyukai wisata sejarah, tak ada salahnya untuk mengunjungi Trenggalek yang kaya akan lokasi wisata sejarah, diantaranya adalah Prasasti Kamulan. Prasasti Kamulan berada di Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Prasasti Kamulan merupakan saksi asal usul Trenggalek.

Sabtu, 06 September 2014

Tempat Wisata Horor di Tulungagung

Jika Anda sempat berkunjung ke Tulungagung, sebuah kabupaten di bagian barat propinsi Jawa Timur, sempatkanlah untuk mampir di desa Ngujang. Desa yang terletak persis di bantaran Sungai Brantas menawarkan wisata alternatif yang sayang untuk dilewatkan khusunya bagi pecinta fauna. Tepat di bantaran kali Brantas di pinggir jalan raya yang menghubungkan Tulungagung dan Kediri terdapat habitat monyet ekor panjang atau Macaca fascicularis. Bagi para penggemar kesenian topeng monyet pasti hapal dengan ciri dan karakteristik monyet ini. Dalam bahasa Jawa mereka akrab disebut munyuk. Terus apa istimewanya melihat monyet ini??

Pada masa peralihan Budaya Hindu-Budha yang bertransisi ke Budaya Islam, masyarakat sekitar menganggap monyet adalah makhluk yang paling disucikan dan dianggap jelmaan dewa. Para ulama pada waktu itu tentunya resah dengan budaya ibadah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Karena Islam hanya mengenal Allah satu-satunya Dzat Yang Maha Agung untuk di sembah. Maka dari itu para ulama pada zaman itu menyebarkan isu yang berkembang di masyarakat pada zaman tersebut bahwa monyet ngujang adalah jelmaan dari santri yang dikutuk menjadi monyet, agar masyarakat menjadi takut dan menjauhi daerah tersebut hingga dianggap wingit. Sehingga daerah kuburan ngujang yang merupakan tempat habitat monyet-monyet dilindungi oleh masyarakat sekitar. Para ulama pun menyebarkan isu yang tidak jauh dari kata-kata Kyai dan Pesantren agar masyarakat berbondong-bondong ke pesantren untuk belajar agama islam lebih dalam dan menjauhi segala hal yang bersifat musyrik.

Beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke kuburan ngujang, tentunya pada siang hari. Saya pernah mendengar isu yang mengatakan bahwa monyet-monyet tersebut pada hari tertentu menghilang dari peredaran. Hal ini saya tanyakan kepada orang yang saya temui yang mengaku warga yang berjualan di area pemakaman. Beliau mengatakan bahwa hal tersebut kebohongan umum yang masih dipercayai masyarakat awam. Saya benarkan disini bahwa beliau menyatakan ketika monyet-monyet tersebut tidak ada dari peredaran sebenarnya mereka mandi dipinggiran sungai berantas agak kearah barat. Jadi orang-orang yang melintas di area itu tentunya tidak akan bisa melihat dengan mata telanjang dari arah timur. Inilah kebiasaan manusia pada umumnya, hanya memandang dan menilai dari luarnya saja, tidak meninjau lebih jauh kedalam agar menemukan jawaban pasti.

"Di situ, orang-orang yang datang, biasanya meminta pesugihan," terang Wignyo, warga Desa Campur Darat, Tulungagung.

Lelaki paruh baya, yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh spiritual di Tulungagung itu juga menceritakan, ada tata cara khusus untuk menjalani ritual pesugihan di Ngujang. Ada perjanjian-perjanjian khusus yang harus dipenuhi sang pemuja sebagai mahar (mas kawin).

"Termasuk dia (pemuja pesugihan) harus bersedia menjadi penghuni makam Ngujang dan berkumpul bersama kethek-kethek di sana ketika ajal menjemput. Saat masih hidup-pun, si pemuja juga wajib memberi tumbal kepada mahkluk ghaib yang menguasai makam Ngujang."

Sementara warga sekitar, meyakini kalau kethek-kethek yang menghuni makam Ngujang, adalah perwujudan si pemuja pesugihan yang sudah meninggal, termasuk wujud tumbal yang pernah dijadikan persembahan si pemuja semasa hidupnya. Singkat kata, monyet-monyet itu adalah mahkluk jadi-jadian alias jelmaan siluman.

Namun populasi monyet-monyet itu tidak bertambah maupun berkurang dari dulu. Dalam bahasa ilmiah, angka kelahiran monyet itu sama dengan angka kematiannya.

Sedangkan menurut Mohammad Toif, warga Sepanjang, Sidoarjo yang mengaku sempat singgah dan bercakap-cakap dengan juru kunci makam Ngujang menceritakan, sejarah Kethekan.

Sejarahe Kethekan, cerita Toif yang didapat dari juru kunci makam Desa Ngujang. Dahulu kala, ada sebuah Pondok Pesantren di Desa Ngantru yang berada tidak jauh dari Desa Ngujang. "Sampai sekarang pesantren itu masih ada," katanya.

Suatu hari, lanjut Toif, dua orang santri Ponpes tersebut, laki-laki dan perempuan, tengah bermain-main di sekitar dua komplek makam. "Dahulu tempat tersebut bukanlah makam, hanya tempat biasa yang rindang karena banyak pohon-pohon besar yang tumbuh," terang Toif menceritakan cerita sang juru kunci.

Sekarang pun pohon-pohon besar masih bisa dijumpai di areal pemakaman. "Dua santri itu sengaja membolos dari pengajian untuk bermain-main di tempat yang kini dijadikan tempat muja. Mereka bermain sambil memanjat pohon di tempat tersebut. Karena asyik bermain, kedua santri tersebut, lupa kalau ada pengajian rutin di pesantren tempat mereka belajar. Namun, tiba-tiba salah satu kiai mereka datang dan bertemu dengan dua santrinya yang asyik bermain tersebut," kata Toif melanjutkan ceritanya.

Kedua santri itu masih asyik memanjat pohon ketika kiai mereka datang. Sedangkan sang kiai yang melihat kedua santrinya tidak mengikuti pengajian, menegur dua bocah tersebut. Kata sang kiai: "Nduk, le, kalian kok tidak ikut ngaji? Lihat teman-teman kalian sedang mengaji di pondok. Kalian kok malah memanjat pohon di sini, seperti kethek saja."

Menurut orang-orang kuno, kata Toif menegaskan, khususnya orang-orang linuweh (sakti) seperti para kiai, kata-katanya ibarat kutukan. "Kedua santri itu, konon menjadi monyet yang hidup di sekitar makam Desa Ngujang. Monyet yang sering terlihat di sekitar makam Ngujang itu, adalah keturunan dari dua santri yang dikutuk menjadi monyet oleh kiai pondok tersebut. Sejak saat itu, desa itu disebut sebagai desa Ngujang yang berasal dari kata pawejangan, yang artinya tempat menuntut ilmu (pondok pesantren)."

Selanjutnya, dari zaman ke zaman, makam Ngujang atau Kethekan, dijadikan tempat mencari pesugihan. Barang siapa yang meminta juru kunci untuk membantu mencari pesugihan, dia (si pemuja) diberi seekor monyet yang dijadikan peliharaan untuk dapat mendatangkan rezeki.

"Sebelum dihadiahi seekor monyet, si pemuja diminta melakukan ritual terlebih dahulu. Dan setiap tahun pada tanggal 1 Suro, semua orang yang pernah mencari pesugihan di sana, dimintai sumbangan tertentu untuk mengadakan ritual semacam selamatan. Semua orang yang pernah mencari pesugihan di sana akan diundang dalam acara selamatan tersebut," pungkas Toif mengakhiri cerita yang pernah dia dapat secara kebetulan di Desa Ngujang.
Minggu, 06 April 2014

Pantai Popoh

Pantai Popoh, Pesona pantai popoh memang tidak perlu diragukan lagi, pantai popoh ini terletak di pesisir samudra hindia tepatnya di kabupaten tulungangung. Pantai popoh berada kurang lebih 30 kilometer dari kota tulungagung dan menjadi salah satu objek andalan di Tulungagung. Akses untuk menuju pantai ini sudah sangat mudah, jalan beraspal dan bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat atau sepeda motor.

Pengunjung bisa melihat puluhan perahu nelayan bersandar di tepi pantai popoh. Bergerak pelan, menjadi pemandangan yang cukup menarik. Saksikan birunya laut yang menghampar dan menjorok ke daratan dan rindangnya pohon menjadi tempat yang asik untuk bersantai.

Sejumlah sarana dan prasarana juga terdapat di sekitar Pantai Popoh. Pendopo tempat untuk istirahat, hotel yang cukup murah, penjual souvenir, bahkan pasar ikan pun ada. Pada saat tertentu, Pantai Popoh sering dimeriahkan berbagai event seni dan budaya. Seperti pertunjukan musik dangdut, pagelaran wayang kulit, jaranan, dan setiap Bulan Suro (Muharam) diselenggarakan upacara Labuh Semboyo.

Baca selengkapnya Pantai Popohpada halaman yamg telah kami sediakan.

Retjo Sewu

Retjo Sewu, Di Tulungagung, Jawatimur. Tepatnya dipantai popoh indah. Selain menawarkan pesona pantai dan teluk yang nan indah, disebut-sebut pantai tersebut sebagai tempat pertemuan hal-hal ghaib yang tersimpan dalam misteri laut selatan yang sangat terkenal itu.

Selain menawarkan wisata pantainya, pantai popoh juga menawarkan wisata retjo sewu yang didirikan oleh seorang pengusaha rokok pada waktu itu alm.soemiran. Selain terdiri dari seribu candi, disana juga terdapat tempat mistis yang disebut-sebut sebagai tempat peremuan almarhum dengan Ratu kidul.

Tulungagung , Kompleks Retjo Sewu yang dibangun Soemiran Karsodiwiryo pernah menjadi primadona wisata di Tulungagung. Namun, sepeninggal Soemiran, area wisata ini sepi pengunjung dan tak terawat. Menempati area seluas 3 hektare, kompleks pemakaman ini dekat dengan Pantai Popoh, Desa Gerbo, Kec Besuki. Posisinya pun sangat strategis menghadap ke selatan, tepat ke arah laut lepas pantai selatan.





Selasa, 24 Desember 2013

Gunung Semeru

Gunung Semeru termasuk Gunung berapi dan gunung yang tingginya 3.676 mdpl atau tertinggi di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Semeru juga memiliki puncak yang biasa disebut Puncak Mahameru, lokasi ini juga menjadi lokasi pendakian favorit setiap tahunnya oleh para Pecinta Alam atau Wisatawan lainya, adapun legenda Gunung Semeru.

Wisata paling terkenal di daerah Lumajang ini ya Gunung Semeru. Gunung Semeru berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yang merupakan sebuah kawasan wisata yang terletak di antara 4 kabupaten yaitu Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Jadi bisa dikatakan Gunung Semeru ini dimiliki oleh keempat kabupaten tersebut. Bagi anda pecinta alam atau yang suka mendaki gunung, belum lengkap rasanya jika anda belum bisa menaklukkan puncak Gunung Semeru ini.

Gas beracun di Gunung Semeru yang biasa di sebut wedhus gembel yang diartikan dalam bahasa Jawa Kambing Gimbal, gas beracun ini tertiup angin mengarah ke Puncak Mahameru di waktu siang hari maka dari itu pendaki tidak boleh berada di puncak saat siang hari. Dan juga disarankan untuk tidak mendekati Kawah Jonggring Saloko juga tidak mendaki dari selatan Akibat adanya gas itu dan aliran lahar di Gunung Semeru.
Di Gunung Semeru kita masih sering menjumpai beraneka ragam Organisme atau makluk hidup seperti macan Kumbang, Kijang, Budeng, Luak, Kancil, Edelwiss, pinus, Akasia dan tumbuhan-tumbuhan lainya.
Jalur pandakian Gunung Semeru.Waktu yang dibutuhkan untuk mendaki Gunung Semeru PP (pulang pergi) yaitu diperkirakan 4 hari. Pertama setelah sampai di Kota Malang kita menuju Desa Tumpang dengan mengunkanan angkutan umum, di Desa Tumpang terdapat lokasi pasar disitu kita lanjut menggunakan jasa mobil jip atau mobil pengangkut barang dagangan menuju Ranu Pani kisaran harga Rp.20.000/orangnya, ini kisaran harga di tahun 2012, sebelum melanjutkan perjalanan ke Gubugklakah harus memperoleh Surat Izin Jalan yang biayanya Rp.6.000/10 orang. Karcis masuk Taman Nasional Rp.2.000 dan biaya asuransi Rp.2.000 itu perorangnya. sesampai di Ranu Pani Atau desa terakhir berlokasikan di kaki Gunung Semeru di sini terdapat pos pemeriksaan kepada para Pendaki Atau Wisatawan dan juga terdapat warung, pondok Penginapan di tempat ini juga masih ada aturan sebelum mendaki yaitu bila membawah tenda akan di kenakan biaya Rp.20.000/tenda dan Rp.5.000 untuk satu kamera, di sini kita juga bisa mencari porter. Setelah sampai di Gapura (Selamat Datang) jalur yang dipilih sisi kiri yang menuju arah bukit melewati Alang-alang, Pohon tumbang dan Ranting di atas kepala untuk menuju danau ranu kumbolo.